Home » , » DIVISI LITBANG HIMA KESMAS KEMBALI GELAR KAJIAN & DISKUSI KURIKULUM KESMAS

DIVISI LITBANG HIMA KESMAS KEMBALI GELAR KAJIAN & DISKUSI KURIKULUM KESMAS

Senin, 28 April 2014 | 19.35

Banjarbaru 28 April 2014, Divisi Litbang Keilmuan HIMA Kesmas FK Unlam menggelar kajian dan diskusi kurikulum pendidikan kesehatan. Acara tersebut dimoderatori oleh Deni Frayoga yang saat ini menjabat Kadiv. Litbang Keilmuan HIMA Kesmas dan Fauzie Rahman, SKM, MPH (Sekretaris Prodi Kesehatan Masyarakat FK UNLAM) selaku penyaji. Ada beberapa hal penting dalam kajian dan diskusi tersebut, diantaranya seorang SKM harus memiliki 8 kompetensi utama yaitu:
  1. Kemampuan untuk melakukan kajian dan analisa (Analysis and Assessment)
  2. Kemampuan untuk merencanakan dan mengembangkan kebijakan kesehatan (Policy development and program planning)
  3. Kemampuan untuk melakukan komunikasi (Communication skill)
  4. Kemampuan untuk memahami budaya local (Cultural competency/local wisdom)
  5. Kemampuan untuk melakukan pemberdayaan masyarakat (Community dimensions of practice)
  6. Memahami dasar-dasar ilmu kesehatan masyarat (Basic public health sciences)
  7. Kemampuan untuk merencanakan dan mengelola sumber dana (Financial planning and management)
  8. Kemampuan untuk memimpin dan berfikir sistim (Leadership and systems thinking/total system)
Saat ini PSKM UNLAM menjadi 4 institusi pertama yang mulai menerapkan 8 kompetensi utama yang diaplikasikan kedalam standar kompetensi dari masing-masing mata kuliah.

Selain terkait 8 kompetensi utama hal-hal penting yang dalam diskusi tersebut diantaranya:
  1. Terkait dengan uji kompetensi kesehatan masyarakat, tahun ajaran 2015-2016 akan dilaksanakan uji kompetensi. Menunggu kebijakan dari AIPTKMI, dan bila AIPTKMI mengharuskan tahun 2015 untuk uji komptensi, PSKM UNLAM siap.
  2. Terkait opini yang beredar di masyarakat bahwa SKM kalah dengan D-3, kita harus bijak menanggapinya. Bahwa SKM berbeda dengan D-3, SKM bukanlah tenaga teknis lapangan di bidang kesehatan, tapi SKM adalah tenaga profesional di bidang kesehatan masyarakat yang menguasai 8 bidang keilmuan kesehatan yaitu:  Epidemiogi penyakit menular & tidak menular, Administrasi kebijakan kesehatan, Promosi kesehatan dan ilmu perilaku, Gizi kesehatan masyarakat, Kesehatan reproduksi dan KIA, Kesehatan lingkungan, Keselamatan, kesehatan kerja (K3), Biostatistika 
  3. Terkait banyaknya tenaga medis yang terjun ke dalam dunia kesehatan masyarakat, seperti dokter yang mengambil S-2 Public Health. SKM harus bijak dalam menyikapi hal tersebut tidak boleh terjebak dalam fanatisme dan egoisme profesi. SKM harus mampu menyatu dengan tenaga kesehatan lainnya, karena dalam mewujudkan masyarakat yang sehat perlu 4 pilar kesehatan yaitu preventif, kuratif, promotif dan rehabilitatif. Kalau bukan karena jasa para pendiri sekolah kesmas yang notabene adalah seorang dokter dari UI kita belum tentu ada. Kita mengenal sosok Prof. Ascobat Gani seorang bapak public health indonesia yang notabene basicnya pendidikan dokter dari FK UI, Bapak dr. Adang Bachtiar, MPH, Sc.D Ketua IAKMI yang turut memperjuangkan kemajuan pendidikan kesehatan masyarakat Indonesia dan di Kalimantan Selatan sendiri kita mengenal Bapak dr. Adenan, M.Kes yang merupakan perintis berdirinya program studi kesehatan masyarakat di UNLAM.
  4. Masalah kurikulum peminatan, itu semua muncul karena adanya permintaan dari pasar. Bahwa SKM yang diperlukan saat ini harus memiliki keahlian khusus yang diunggulkan dari 8 bidang keilmuan. 
  5. Kita mendukung RUU Tenaga Kesehatan untuk disahkan menjadi UU Tenaga Kesehatan, yang akan menjadi payung hukum untuk semua tenaga kesehatan termasuk kesehatan masyarakat.
Kontribusi : Deny Frayoga
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar, opini, pendapat atau masukan anda dengan bahasa yang santun,

 
Support : Copyright © 2013. KESEHATAN MASYARAKAT UNLAM - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger