Palu – Sulawesi Tengah. Dalam rangka Hari Jadi Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia (ISMKMI) ke 22, ISMKMI mengadakan berbagai kegiatan untuk memperingatinya dimana kegiatan tersebut melibatkan seluruh perwakilan institusi pendidikan Kesehatan Masyarakat se-Indonesia. Dari program studi Kesehatan Masyarakat UNLAM sendiri mengirimkan Deni Frayoga (PSKM 2011) yang juga menjabat PSDMO Hima Kesmas FK Unlam, Kadiv. Litbang ISMKMI wilayah II dan Dewan Redaksi BIMKMI sebagai perwakilan PSKM UNLAM.
Diantara rangkaian yang diadakan adalah berupa Seminar Nasioanal bertema “ Dengan Program PDBK dan RIFASKES Kita Tingkatkan Kegiatan Pelayanan Inovatif yang Mampu Mendorong Peningkatan Setiap Individu IPKM” yang bertempat di Wisma Donggala Kota Palu dan menghadirkan pembicara kunci dari Kepala bidang Intervesi Litbang Kemenkes RI, Kepala DPRD Sulawesi Tengah dan Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Tengah.
Agenda lainnya adalah workshop Siaga Bencana,. Mmateri dalam workshop ini antara lain upaya preventif dalam bencana alam, penanganan bencana, pengungsian termasuk pengaturan gizi bagi pengungsi, dan pertolongan pertama dalam bencana yang disampaikan oleh Ketua Markas PMI Kota Palu. Workshop kedua dengan materi yang disampaikan oleh Basarnas Kota Palu, dengan materi praktik evakuasi medan vertikal.
Pada rangkaian acara, juga di gelar diskusi keprofesian dengan tema “ Quo Vadis Tenaga Kesehatan Masyarakat “ . Diskusi sendiri menghadirkan Kadek Wardana, SKM, MPH (Kaprodi PSKM STIK IJ Palu), Jamaludin, SKM, M.Kes (Dekan FKIK Universitas Muhammadiyah Palu), Arwan, SKM, M.Kes (Kaprodi PSKM Universitas Tadulako) sebagai narasumber dan dimoderatori oleh Riman Nafira, SKM, M.Kes (dosen PSKM Universitas Tadulako).
Diskusi berlangsung dengan suasana yang panas pada debat mengenai nasib profesi kesmas. Ada 3 point penting dalam diskusi tersebut yaitu menghentikan perdebatan tentang kurikulum kesmas atara sistem peminatan dan sistem general, pentingnya seorang Sarjana Kesmas memiliki kompetensi kesmas dan akreditasi dari institusinya serta pentingnya pelaksanaan standarisasi kurikulum pendidikan kesehatan masyarakat.
Diantara rangkaian yang diadakan adalah berupa Seminar Nasioanal bertema “ Dengan Program PDBK dan RIFASKES Kita Tingkatkan Kegiatan Pelayanan Inovatif yang Mampu Mendorong Peningkatan Setiap Individu IPKM” yang bertempat di Wisma Donggala Kota Palu dan menghadirkan pembicara kunci dari Kepala bidang Intervesi Litbang Kemenkes RI, Kepala DPRD Sulawesi Tengah dan Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Tengah.
Agenda lainnya adalah workshop Siaga Bencana,. Mmateri dalam workshop ini antara lain upaya preventif dalam bencana alam, penanganan bencana, pengungsian termasuk pengaturan gizi bagi pengungsi, dan pertolongan pertama dalam bencana yang disampaikan oleh Ketua Markas PMI Kota Palu. Workshop kedua dengan materi yang disampaikan oleh Basarnas Kota Palu, dengan materi praktik evakuasi medan vertikal.
Pada rangkaian acara, juga di gelar diskusi keprofesian dengan tema “ Quo Vadis Tenaga Kesehatan Masyarakat “ . Diskusi sendiri menghadirkan Kadek Wardana, SKM, MPH (Kaprodi PSKM STIK IJ Palu), Jamaludin, SKM, M.Kes (Dekan FKIK Universitas Muhammadiyah Palu), Arwan, SKM, M.Kes (Kaprodi PSKM Universitas Tadulako) sebagai narasumber dan dimoderatori oleh Riman Nafira, SKM, M.Kes (dosen PSKM Universitas Tadulako).
Diskusi berlangsung dengan suasana yang panas pada debat mengenai nasib profesi kesmas. Ada 3 point penting dalam diskusi tersebut yaitu menghentikan perdebatan tentang kurikulum kesmas atara sistem peminatan dan sistem general, pentingnya seorang Sarjana Kesmas memiliki kompetensi kesmas dan akreditasi dari institusinya serta pentingnya pelaksanaan standarisasi kurikulum pendidikan kesehatan masyarakat.
(1) Suasana Pembukaan Acara SemNas, (2) Suasana Diskusi Keprofesian, (3) Para Pembicara Kunci Semnas, (4)Suasana Malam Puncak HUT ISMKMI |
Sebagai perwakilan BIMKMI, Deni frayoga (Kesmas-Unlam) juga diberikan kesempatan untuk memaparkan tentang seluk beluk organisasi BIMKMI serta harapan dan tujuan dari BIMKMI terhadap perkembangan kompetensi mahasiswa kesehatan masyarakat Indonesia melalui jalur keilmiahan. Dari pemaparannya tersebut dapat ditegaskan bahwa profesi kesehatan masyarakat akan dilihat dari isi otaknya (Kompetensi), dan BIMKMI akan melakukan pendekatan kepada IAKMI dan AIPTKMI untuk standarisasi kurikulum metodologi penelitian bagi mahasiswa Kesmas.
Peringatan Malam puncak HUT ISMKMI ke-22 ditandai dengan pemotongan kue oleh Sekjend ISMKMI dan pemotongan tumpeng oleh Rektor STIK Indonesia Jaya yang didampingi oleh PN ISMKMI Deni Frayoga (Unlam), Hana (Unsoed), Arfin (STIK IJ Palu), dan Wasekjend ISMKMI.
Nara Sumber : Deni Frayoga ( @Deni_Nasution2)
Editor : team prodi
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar, opini, pendapat atau masukan anda dengan bahasa yang santun,