Banjarmasin-Asisten Bidang Pembangunan dan Perekonomian Kalimantan Selatan Maskamian Anjam mengatakan program pembangunan di daerah ini belum berjalan sinkron di satu sisi bahwa Kalimantan Selatan merupakan daerah kaya tetapi di sisi lain indeks pembangunan manusianya rendah.
Menurut Maskamian pada "coffee morning" di Dinas Pendidikan Pemprov Kalsel, Rabu (20/3/2013) , indeks tingkat kemiskinan Kalimantan Selatan berada pada urutan ke tiga seluruh Indonesia atau jumlah warga miskinnya paling sedikit setelah DKI Jakarta.
"Sedikitnya jumlah penduduk miskin tersebut, menunjukkan tingkat kesejahteraan warga Kalsel sudah cukup bagus atau kaya," katanya.
Namun, data tersebut tambah Maskamian, berbanding terbalik dengan tingkat indeks pembangunan manusia (IPM) Kalsel yang kini berada di urutan ke-26 atau terendah ketiga dibanding 33 provinsi lainnya di Indonesia.
Kondisi tersebut, kata dia, tentu sangat memprihatinkan, karena kekayaan atau tingkat kesejahteraan yang ada, belum mendorong meningkatnya IPM Kalsel yang penilainnya mengacu pada kebutuhan dasar hidup masyarakat.
"Berarti terjadi kurang sinkronisasi program antara kabupaten dan dinas terkait lainnya, sehingga perlu upaya dari seluruh pihak untuk membahas masalah tersebut, sehingga kekurangan yang ada bisa diselesaikan secara bersama," katanya.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) / Human Development Index (HDI) adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup untuk semua negara seluruh dunia.
IPM digunakan untuk mengklasifikasikan apakah sebuah negara adalah negara maju, negara berkembang atau negara terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup
Menurut Maskamian pada "coffee morning" di Dinas Pendidikan Pemprov Kalsel, Rabu (20/3/2013) , indeks tingkat kemiskinan Kalimantan Selatan berada pada urutan ke tiga seluruh Indonesia atau jumlah warga miskinnya paling sedikit setelah DKI Jakarta.
"Sedikitnya jumlah penduduk miskin tersebut, menunjukkan tingkat kesejahteraan warga Kalsel sudah cukup bagus atau kaya," katanya.
Namun, data tersebut tambah Maskamian, berbanding terbalik dengan tingkat indeks pembangunan manusia (IPM) Kalsel yang kini berada di urutan ke-26 atau terendah ketiga dibanding 33 provinsi lainnya di Indonesia.
Kondisi tersebut, kata dia, tentu sangat memprihatinkan, karena kekayaan atau tingkat kesejahteraan yang ada, belum mendorong meningkatnya IPM Kalsel yang penilainnya mengacu pada kebutuhan dasar hidup masyarakat.
"Berarti terjadi kurang sinkronisasi program antara kabupaten dan dinas terkait lainnya, sehingga perlu upaya dari seluruh pihak untuk membahas masalah tersebut, sehingga kekurangan yang ada bisa diselesaikan secara bersama," katanya.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) / Human Development Index (HDI) adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup untuk semua negara seluruh dunia.
IPM digunakan untuk mengklasifikasikan apakah sebuah negara adalah negara maju, negara berkembang atau negara terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup
Di lain pihak, Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik Kecuk Suharyanto di Banjarmasin, mengatakan, progres upaya perbaikan IPM Kalsel cukup bagus, baik itu di sektor pendidikan, kesehatan maupun harapan hidup masyarakatnya.
Hal tersebut terbukti dari data tentang sudah tingginya warga melek huruf, berkurangnya angka kemiskinan di mana Kalsel berada diurutan ke tiga terendah penduduk miskinnya.
Hal tersebut terbukti dari data tentang sudah tingginya warga melek huruf, berkurangnya angka kemiskinan di mana Kalsel berada diurutan ke tiga terendah penduduk miskinnya.
Kalsel sendiri, kata dia, kendati berada di urutan ke-26, tetapi kabupaten yang tertinggal atau terendah IPM-nya hanya empat kabupaten dari 13 kabupaten dan kota.
"Untuk progres kemajuan IPM saya rasa kita tidak lagi perlu melihat ranking, harus dilihat dari banyak faktor," katanya.
Menurut Kecuk, yang membuat IPM Kalsel masih tertinggal dari daerah lain adalah angka harapan hidup yang masih lebih rendah dibanding dengan daerah lain, sehingga hal tersebut harus mendapatkan perhatian.
"Untuk progres kemajuan IPM saya rasa kita tidak lagi perlu melihat ranking, harus dilihat dari banyak faktor," katanya.
Menurut Kecuk, yang membuat IPM Kalsel masih tertinggal dari daerah lain adalah angka harapan hidup yang masih lebih rendah dibanding dengan daerah lain, sehingga hal tersebut harus mendapatkan perhatian.
sumber artikel : Ulul Maskuriah - AntaraNews.com (http://www.antarakalsel.com/berita/10508/kalsel-kaya-ipm-rendah)
sumber gambar : humasamuntai.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar, opini, pendapat atau masukan anda dengan bahasa yang santun,